11.25
|
by Asep Rifqi
Heningnya malam menyelimuti kehidupan di medan geliat keilmuan, tak terasa aku telah terbawa suasana cerita buatan manusia yang terbingkai sebuah layar dengan menyerupai skenario ilahi. Waktu berlalu besama berjalannya detik-detik pemutaran kebohongan, dimulai dari cerita menyedihkan hingga menyenangkan. Khayalanku mulai berjalan seakan akulah yang jadi pemeran, yang ingin sekali menggapai kesempurnaan seperti dalam lamunan sutradara.
Ketika cinta bertasbih membawaku dalam lamunan, kesempurnaan khairul azam nyaris melupakanku akan kenyataan yang sedang dihadapi, sadarkah bagaimana diriku hidup di negri kinanah ini. Kemewahan furqon nyaris menyapa hatiku untuk selalu menikmati kehidupan, semuanya masuk kedalam lamunan.
Kehidupan adalah kehidupan yang selalu menjadi misteri, lamunan hanyalah lamunan yang ada hanyalah merangsang emosi. Tubuh hanyalah bungkus, badan hanyalah bangkai yang berjalan dan melalui kehidupan sesuai dengan nafas yang dihembuskan dan darah yang disalurkan. Peranan manusia hanyalah sandiwara, berjalan dengan fikiran, usaha dan scenario ALLAH.
Berjalan hanya dalam peta kehidupan, mengikuti alur cerita tuhan, stimulus internal ataupun eksternal sebagai penopang, usaha dan do’a itulah pelengkap panggung sandiwara dunia. Derap langkah yang terus berjalan slalu mencoba mendobrak dinding-dinding kehidupan, entah baik ataupun buruk waktu terus berjalan, entah dengan scenario ataupun tidak kehidupan selalu mengalir.
Aku selalu mencoba untuk melangkah kemana kakiku berjalan, dengan bekal konsep otak , aku mencoba untuk menggapai takdir yang sudah dituliskan. Konsep yang selalu menemani itu adalah ketentuan, aturan yang sudah ditulis dalam lauhil mahfud, itu lah perjalanan.
10.59
|
by Asep Rifqi
Unintended by muse
You could be my unintended
Choice to live my life extended
You could be the one I'll always love
You could be the one who listens to my deepest inquisitions
You could be the one I'll always love
I'll be there as soon as I can
But I'm busy mending broken pieces of the life I had before
First there was the one who challenged
All my dreams and all my balance
She could never be as good as you
You could be my unintended
Choice to live my life extended
You should be the one I'll always love
I'll be there as soon as I can
But I'm busy mending broken pieces of the life I had before
I'll be there as soon as I can
But I'm busy mending broken pieces of the life I had before
Before you
Choice to live my life extended
You could be the one I'll always love
You could be the one who listens to my deepest inquisitions
You could be the one I'll always love
I'll be there as soon as I can
But I'm busy mending broken pieces of the life I had before
First there was the one who challenged
All my dreams and all my balance
She could never be as good as you
You could be my unintended
Choice to live my life extended
You should be the one I'll always love
I'll be there as soon as I can
But I'm busy mending broken pieces of the life I had before
I'll be there as soon as I can
But I'm busy mending broken pieces of the life I had before
Before you
01.47
|
by Asep Rifqi
Kala kuharapkan kehadiranmu, kau slalu datang.....
membayangiku dalam setiap derap langkah, menghantuiku dari segala arah, kala ku tujukan mata kepada setiap sudut disitu ada kamu....
birumu yang slalu mengingatkanku, senyumu yang salalu mengisi fikiranku....
tau kah kamu arti merah dalam darah yang mengalir ???...
itu adalah senandung rindu yang terus berputar dan tak henti-hentinya berbisik "dia adalah pilihanmu"....
wahai pemilik cinta ..... sudikah kau menghadiahkan dia untuk hambamu yang tak tau akan cinta,
ya rabb.... salahkah hambamu terdiam untuk tidak melakukan kemaksiatan, tersenyum untuk menutupi kepedihan....
hijau... itulah yang ku lihat, menjadikan mata ini berkaca-kaca dengan dihiasi lara mencairkan batu-batu keangkuhan hati dalam dada, memberi cahaya pada keraguan yang selalu diselimuti lara....
senyumu bukan penawar bagiku, senyumu hanya derita berselimutkan cinta yang selama ini kurasakan dalam jiwa, taukah kamu.... sakit yang kuderita melebihi sakit mag yang kau rasa, itu hanya sebagian penyakit raga bukanlah jiwa.....
kalaulah nietzche menulis "the dead of god", akulah yang akan menulis "the dead of love" bukanlah cinta yang kuhapuskan, tapi cinta dalam fikiran yang kulenyapkan.....
harus berapa jauh lagi ku melangkah untuk melewati parit-parit keangkuhan???....
harus berapa lama lagi kumenunggu untuk meluluhkan hati yang tersarang????.....
harus berapa banyak lara yang kusembunyikan dalam senyuman untuk membwamu menemui ku???...
kau lumba-lumba yang berenang, tak pernah lelah menarik perhatian seseorang,
lara akan selalu menyelimuti jiwa, menusuk dada, membutakan mata, melumpuhkan raga kala ia hanya bertuju pada "nafsu" bukan ketulusan.......
kairo. 27 november 2009 (idul adha)
membayangiku dalam setiap derap langkah, menghantuiku dari segala arah, kala ku tujukan mata kepada setiap sudut disitu ada kamu....
birumu yang slalu mengingatkanku, senyumu yang salalu mengisi fikiranku....
tau kah kamu arti merah dalam darah yang mengalir ???...
itu adalah senandung rindu yang terus berputar dan tak henti-hentinya berbisik "dia adalah pilihanmu"....
wahai pemilik cinta ..... sudikah kau menghadiahkan dia untuk hambamu yang tak tau akan cinta,
ya rabb.... salahkah hambamu terdiam untuk tidak melakukan kemaksiatan, tersenyum untuk menutupi kepedihan....
hijau... itulah yang ku lihat, menjadikan mata ini berkaca-kaca dengan dihiasi lara mencairkan batu-batu keangkuhan hati dalam dada, memberi cahaya pada keraguan yang selalu diselimuti lara....
senyumu bukan penawar bagiku, senyumu hanya derita berselimutkan cinta yang selama ini kurasakan dalam jiwa, taukah kamu.... sakit yang kuderita melebihi sakit mag yang kau rasa, itu hanya sebagian penyakit raga bukanlah jiwa.....
kalaulah nietzche menulis "the dead of god", akulah yang akan menulis "the dead of love" bukanlah cinta yang kuhapuskan, tapi cinta dalam fikiran yang kulenyapkan.....
harus berapa jauh lagi ku melangkah untuk melewati parit-parit keangkuhan???....
harus berapa lama lagi kumenunggu untuk meluluhkan hati yang tersarang????.....
harus berapa banyak lara yang kusembunyikan dalam senyuman untuk membwamu menemui ku???...
kau lumba-lumba yang berenang, tak pernah lelah menarik perhatian seseorang,
tak ada yang bisa mengelak dari senyumanmu kecuali orang yang tak tau akan keindahanmu......
lara akan selalu menyelimuti jiwa, menusuk dada, membutakan mata, melumpuhkan raga kala ia hanya bertuju pada "nafsu" bukan ketulusan.......
kairo. 27 november 2009 (idul adha)
Langganan:
Postingan (Atom)