Pengobat lara


Kala kuharapkan kehadiranmu, kau slalu datang.....
membayangiku dalam setiap derap langkah, menghantuiku dari segala arah, kala ku tujukan mata kepada setiap sudut disitu ada kamu....
birumu yang slalu mengingatkanku, senyumu yang salalu mengisi fikiranku....
tau kah kamu arti merah dalam darah yang mengalir ???...
itu adalah senandung rindu yang terus berputar dan tak henti-hentinya berbisik "dia adalah pilihanmu"....

wahai pemilik cinta ..... sudikah kau menghadiahkan dia untuk hambamu yang tak tau akan cinta,
ya rabb.... salahkah hambamu terdiam untuk tidak melakukan kemaksiatan, tersenyum untuk menutupi kepedihan....

hijau... itulah yang ku lihat, menjadikan mata ini berkaca-kaca dengan dihiasi lara mencairkan batu-batu keangkuhan hati dalam dada, memberi cahaya pada keraguan yang selalu diselimuti lara....

senyumu bukan penawar bagiku, senyumu hanya derita berselimutkan cinta yang selama ini kurasakan dalam jiwa, taukah kamu.... sakit yang kuderita melebihi sakit mag yang kau rasa, itu hanya sebagian penyakit raga bukanlah jiwa.....

kalaulah nietzche menulis "the dead of god", akulah yang akan menulis "the dead of love" bukanlah cinta yang kuhapuskan, tapi cinta dalam fikiran yang kulenyapkan.....

harus berapa jauh lagi ku melangkah untuk melewati parit-parit keangkuhan???....
harus berapa lama lagi kumenunggu untuk meluluhkan hati yang tersarang????.....
harus berapa banyak lara yang kusembunyikan dalam senyuman untuk membwamu menemui ku???...

kau lumba-lumba yang berenang, tak pernah lelah menarik perhatian seseorang,

tak ada yang bisa mengelak dari senyumanmu kecuali orang yang tak tau akan keindahanmu......


lara akan selalu menyelimuti jiwa, menusuk dada, membutakan mata, melumpuhkan raga kala ia hanya bertuju pada "nafsu" bukan ketulusan.......

kairo. 27 november 2009 (idul adha)

0 Responses